Thursday, July 26, 2007
Nasi Kalong

Nasi Kalong

Tempat makan baru saat larut malam di Kota Bandung, bertempat didepan China Emporium Jl. Riau No. 47 Bandung bernama Nasi Kalong. Nama Nasi Kalong mungkin bisa diartikan makanan bagi orang yang suka "Ngalong" alias begadang mirip Kalong. "Brand" ini menurutku yang akan dengan sangat mudah bisa diingat oleh manusia-manusia malam yang sedang kelaparan.

Dibilang sebuah warung bukan....karena tidak berupa sebuah warung kaki lima. Dibilang rumah makan juga bukan...karena tidak bertempat didalam sebuah bangunan rumah. Atau menurutku sederhana saja sebutannya, yaitu tempat makan. Ya... Sederhana saja....

Ada tempat deretan makanan yang tinggal ambil secara prasmanan dan berujung ditempat pembayaran. Awal mula kita akan disambut oleh dua pilihan nasi, nasi putih yang normal-normal saja seperti biasa dan nasi berwarna hitam yang diperkenalkan sebagai nasi kalong. Kenapa warnanya hitam, terbuat dari apa dan bagaimana memasaknya, silakan tanya sendiri saja. Sing penting aku mangan lan wareg... Hehehe...

Setelah berjumpa dengan dua macam pilihan nasi tadi, kita akan dihadapkan pada menu-menu masakan rumah seperti kangkung, telur rebus, telur dadar, jamur, dan lain-lain. Setelah itu kita wajib dan harus membayar di kasir. Hehehe.... Lha arep nggak mbayar iki opo sing nduwe Bapakku.... Hahahaha....

Cara yang patut diacungi jempol, setelah kita membayar kita akan dihampiri oleh pemiliknya untuk ditanya soal harga dan menu masakan. Apakah harga yang dikenakan terlalu mahal atau tidak. Apakah menu makanannya komplit atau tidak. Sebuah cara brilian yang ditempuh untuk menampung masukan dari calon pelanggan, karena tempat makan ini masih sangat prematur. Sekitar satu atau dua lalu, aku baru melihatnya muncul dikawasan Jalan Riau Bandung yang notabenenya dekat kantor tempat kerjaku.

Barulah setelah wawancara singkat itu kita bisa menikmati makan dimeja-meja bundar yang berpayung bundar pula diatasnya. Namun, bagaimana kalau pas mendadak hujan yach....??? Makan ditempat terbuka yang meski ada payung diatasnya, kanan-kiri tubuh kita pasti akan basah kuyup dihampiri air hujan. Halah gak usah mikir... Lagi-lagi.. sing penting mangan lan wareg.... Hahahaha....

Saat nyaris makanan kita akan habis, seperti diawal tadi, kita akan diajak ngobrol dan ditanya soal kepuasan kita terhadap menu dan rasa masakan. Dengan santai dan bersahabat Bapak itu berkata, "Mas, saya mau share soal masakan disini". Usaha dan perjuangan "babat alas" yang patut diacungi jempol. Teruskanlah....

Diakhir tulisan ini aku jadi teringat lirik lagu Perjuangan dan Doa karya Seorang Satria Bergitar, yaitu Bang Rhoma Irama. Hahahaha.....

"Berjuang (berjuang).... Berjuang sekuat tenaga... Tetapi jangan lupa... Perjuangan harus pula disertai doa... "

Salam ABRI [Anak Buah Rhoma Irama]

Labels:

posted by adhi @ 7/26/2007 01:48:00 AM  
4 Comments:
Post a Comment
<< Home
 
 
About Me


Name: adhi
Home:
About Me:
See my complete profile

Previous Post
Archives
Links
Template by
Free Blogger Templates