Wednesday, August 01, 2007
Kemampuan Memilih

Dikutip dari Milist Inspirasi Indonesia

Kemampuan Memilih

Dicky adalah manajer sebuah restoran. Ia selalu dalam keadaan bugar secara emosional. Ketika seseorang bertanya tentang kabar atau keadaannya, ia selalu menjawab dengan gembira, "Jika saya bisa lebih baik, saya pastilah kembar!".
Sejumlah pegawai restoran akan berhenti dari tempat kerjanya saat Dicky memutuskan pindah, agar mereka dapat ikut bekerja lagi bersama Dicky di restoran yang baru. Mengapa?
Sebab Dicky adalah motivator yang handal. Jika seorang pegawai mengeluh tentang hidupnya, Dicky selalu bersedia mendengarkan, dan kemudian mengajak pegawai tersebut melihat situasi yang dialaminya dari sisi yang positif.
Melihat caranya yang demikian membuat saya sangat ingin tahu, sehingga suatu hari saya menemuinya dan bertanya langsung padanya: "Saya tak mengerti! Tidak seorang pun yang pernah saya kenal bisa bertindak selalu positif seperti Anda. Bagaimana Anda bisa demikian positif terhadap segala sesuatu?"
Dicky menjawab, "Setiap pagi saya bangun dan berkata pada diri sendiri, saya punya dua pilihan hari ini. Saya bisa memilih untuk merasa baik ATAU merasa buruk hari ini. Saya selalu memilih untuk merasa baik. Setiap kali ada hal buruk yang terjadi, saya masih bisa memilih merasa menjadi korban ATAU memilih untuk menarik pelajaran dari hal-hal tersebut. Saya selalu memilih untuk menarik pelajaran dari kejadian seburuk apapun. Setiap kali seseorang datang untuk mengeluh pada saya, saya bisa memilih untuk menerima keluhan mereka ATAU mencari sisi positif dari keluhan tersebut. Dan saya selalu memilih untuk mencari sisi positifnya.”
"Tapi pastilah tidak selalu semudah itu,“ bantah saya. "Ya semudah itu," kata Dicky. "Hidup adalah soal pilihan-pilihan. Ketika Anda melihat semuanya dengan jernih, setiap situasi adalah sebuah pilihan. Anda memilih bagaimana merespons sebuah situasi. Anda memilih bagaimana orang lain mempengaruhi suasana hati Anda. Anda memilih untuk merasa baik atau merasa malang. Andalah yang memilih bagaimana menjalankan hidup Anda sendiri”.
Beberapa tahun kemudian, saya mendengar kabar bahwa Dicky secara tak sengaja melakukan sesuatu yang tidak boleh dilakukan oleh siapa pun yang mengelola bisnis restoran. Ia meninggalkan pintu belakang restorannya terbuka tak terkunci.
Lalu?
Pagi harinya ia dirampok oleh tiga orang bersenjata. Mereka menginginkan semua uang yang dimilikinya. Ketika Dicky mencoba membuka safe deposit box-nya, tangannya gemetar karena gugup, sehingga ia tak bisa memutar kombinasi yang tepat. Para perampok menjadi panik dan menembaknya sebelum kabur.
Untunglah, Dicky cepat ditemukan dan dilarikan ke rumah sakit terdekat. Setelah 18 jam operasi dan berminggu-minggu perawatan intensif, Dicky akhirnya diperbolehkan pulang dari rumah sakit dengan sejumlah pecahan peluru masih tertinggal dalam tubuhnya.
Saya bertemu lagi dengan Dicky sekitar 6 bulan setelah kejadian tersebut. Dan ketika saya menanyakan keadaannya, ia menjawab, "Jika saya bisa lebih baik, saya pastilah kembar. Mau lihat bekas lukanya?"
Saya menolak melihatnya, tetapi bertanya apa yang ada dibenaknya ketika perampokan berlangsung. "Hal pertama yang melintas dalam pikiran adalah saya seharusnya mengunci pintu belakang," jawab Dicky. "Lalu, setelah ditembak, saya terbaring dilantai, saya ingat bahwa saya memiliki dua pilihan: saya bisa memilih untuk mencoba bertahan hidup ATAU memilih mati. Saya memilih tetap hidup."
"Apakah Anda tidak merasa takut?“ tanya saya. Dicky meneruskan, “Paramedis sungguh luar biasa. Mereka mengatakan bahwa saya pasti bisa diselamatkan. Namun ketika mereka mendorong saya ke ICU dan saya melihat ekspresi wajah para dokter dan perawat, saya benar-benar menjadi takut. Dari sorot mata mereka, saya membaca ‘orang ini akan mati’. Saat itu saya tahu saya harus melakukan sesuatu.”
"Apa yang Anda lakukan?" tanya saya. "Nah, ada seorang perawat yang bertanya kepada saya," kata Dicky. "Ia bertanya apakah saya alergi terhadap sesuatu." “Ya,” jawab saya.
Para dokter dan perawat berhenti bekerja dan menunggu penjelasan saya lebih jauh. Saya menarik nafas dalam-dalam dan berteriak, 'Saya alergi peluru! Tolong keluarkan peluru itu dari tubuh saya'. Itu membuat mereka tertawa. Ditengah tawa mereka, saya berkata, 'Saya memilih untuk hidup. Tolong operasi saya seperti orang yang ingin tetap hidup, bukan seperti orang yang akan mati’.

Dicky bertahan hidup karena kemampuan para dokter yang menangani operasinya, tetapi juga karena sikap hidupnya yang mengagumkan.

Saya belajar darinya bahwa setiap hari Anda punya pilihan untuk menikmati hidup Anda atau membencinya dengan alasan apapun. Hal satu-satunya yang merupakan milik Anda---sesuatu yang tidak bisa dikendalikan atau diambil dari diri Anda---adalah sikap pribadi Anda. Dan jika Anda menjaga sikap Anda tetap positif, maka hal apapun yang lain dalam hidup ini akan menjadi lebih mudah untuk dihadapi.

Tidak jelas apakah kisah Dicky di atas berasal dari kisah nyata atau rekaan para penganut positive mental attitude. Namun satu hal jelas bagi saya bahwa ada sebuah wilayah dalam diri setiap manusia yang memang tak bisa dipaksa oleh apapun atau oleh siapapun secara mutlak. Dalam wilayah itu, terdapat potensi kemampuan untuk memilih secara relatif bebas. Kita bebas memilih apa yang ingin kita pikirkan, apa yang ingin kita rasakan, apa yang ingin kita katakan, dan apa yang ingin kita lakukan terhadap situasi dan kondisi yang kita hadapi. Kemampuan untuk secara relatif bebas memilih sikap pribadi ada pada kita, ada di dalam diri kita. Kemampuan untuk bisa memilih secara bebas bahkan menjadi salah satu ciri pokok dari keadaan kita sebagai manusia. Kita bukan mesin komputer yang harus menerima diprogram apa saja tanpa bisa menolak sedikitpun. Kita justru adalah pencipta komputer, pencipta program-program yang bisa menganalisis baik-buruknya sebuah program. Kita diberi kemampuan untuk menciptakan sejumlah hal berdasarkan bahan baku yang telah lebih dulu diciptakan Tuhan, Sang Maha Pencipta.

*Andrias Harefa

Have a positive day!
Salam Inspirasi,
Mohamad Yunus HR & Training
Manager PT Widatra Bhakti
"You create your own reality"

Labels: ,

posted by adhi @ 8/01/2007 08:43:00 PM  
1 Comments:
Post a Comment
<< Home
 
 
About Me


Name: adhi
Home:
About Me:
See my complete profile

Previous Post
Archives
Links
Template by
Free Blogger Templates