Monday, August 20, 2007
Nasionalisme...
Nasionalisme...


Kamis (16/8) menjelang peringatan Hari Kemerdekaan RI yang ke-46, Harian KOMPAS di tiap halamannya terdapat kutipan-kutipan suara rakyat Indonesia memaknai Nasionalisme. Ada banyak kutipan menarik yang menandakan bahwa mereka masih peduli dan cinta akan tanah airnya, Indonesia. Salah Satu contoh adalah : "Saya lebih memilih tas buatan Tanggul Angin-Sidoarjo ketimbang tas bermerk meski bisa nitip ke suami yg kadang-kadang dinas ke luar negeri", kata Dhani, 42 tahun, Jakarta.


Ada satu kutipan lagi yang juga menandakan kecintaan seorang rakyat akan negerinya yang masih karut-marut dan penuh problema ini. "Banyakin nonton film, dengerin lagu-lagu Top-40 Indonesia. Yuuuwk mareee dukung film dan musik Indonesia", kata Arum Sekar, 26 tahun, Jakarta.

Beda lagi dengan kecintaanku terhadap negeri ini. Manifestasi cinta terasa saat kudengarkan lagu-lagu Campursari, gending-gending Jawa, atau palaran-palaran Jawa. Hidup terasa tentram, adem, dan damai. Saat ingin terhibur dengan guyonan khas Jawa Timuran, tinggal puter MP3 Kartolo. Kartolo, grup Ludruk asli Surabaya, Jawa Timur, yang menghadirkan humor-humor kelas tukang becak, humor warung kopi, humor khas arek Suroboyo-an. Seperti halnya nama grup band Bonjovi, nama Kartolo diadaptasi dari nama seorang anggota grup ludruk tersebut, yaitu Cak Kartolo.

Di setiap pembuka ludrukan grup Kartolo, selalu dibuka dengan Kidungan Jula-juli. Ada satu Jula-juli yang menggelitik, "iwak tahu digondol kucing, aku rabi lemu bolak-balik kebanting...". Dan ada penutup Jula-juli yang selalu teringat lekat dikepala, "Yu painten ketiban jendelo, cekap semanten kidungan kulo...". Skenario cerita banyak bertutur tentang problematika yang dihadapi masyarakat kelas bawah. Paling sering adalah soal intrik pertemanan yang dibumbui humor segar dan akrab ditelinga arek Suroboyo.

Seorang teman dinegeri sebrang mengolok seleraku lewat window yahoo messenger. "Halah... dasar mbah-mbah...", cetus Neni Mariana yang sekarang lagi meguru di negeri Kompeni. Bahkan, seorang adi wiyanto teman asli Yogya mengaku sebel kalau mendengar Jula-juli yang seringkali diawali dengan kata "awan-awan" (awan = siang dalam bahasa Jawa Timur-an). Banyak kosakata bahasa Jawa Timur-an khususnya Suroboyo-an yang berbeda dan terasa aneh ditelinga orang asli Jawa Tengah atau Yogya.

Tapi inilah yang namanya Cinta. Kata orang, kalau cinta sudah melekat, tai kucing rasa cokelat. "Rasa cinta terhadap seni dan budaya lokal daerah, wujud cinta dan kasihku akan negeri Indonesia tercinta ini."


MERDEKA CAK....!!!

Labels:

posted by adhi @ 8/20/2007 12:31:00 AM  
0 Comments:
Post a Comment
<< Home
 
 
About Me


Name: adhi
Home:
About Me:
See my complete profile

Previous Post
Archives
Links
Template by
Free Blogger Templates